“Betapa Indah Panggilan-Mu, Tuhan!”
Para Romo, Bruder, Susterdan saudari-saudara yang terkasih,
Dalam setiap zaman ada perempuan dan laki-laki yang karena taat kepada panggilan Bapa dan dorongan Roh, memilih hidup secara khusus demi mengikuti Kristus dan mengabdikan diri kepada-Nya (bdk. 1 Kor. 7:34; Perfectae Caritatis, 1). Seperti rasul, mereka telah meninggalkan segala sesuatu, agar dengan bantuan Roh Kudus mereka melayani Tuhan dan umat beriman.
Dengan cara itu dan melalui banyak kharisma kehidupan rohani dan apostolik yang diberikan kepada mereka oleh Roh Kudus, kaum religius telah membantu untuk membuat misteri dan misi Gereja bersinar, dan dengan berbuat demikian mereka telah memberi sumbangan pada pembaruan masyarakat (lih. Paus Yohanes Paulus II: Redemptoris Donum, 14).
Namun dari sisi lain, sebagaimana hal ini disinggung oleh Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, 2, kaum religius masa kini dibayangi oleh kecenderungan untuk menjadi pribadi aktif dengan melupakan dimensi mistik atau kontemplatifnya. Akibatnya para religius itu tidak lagi mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang berbelas kasih, yang membuat mereka mengalami sukacita Injil.
Para Romo, Bruder, Susterdan saudari-saudara yang terkasih,
Dalam setiap zaman ada perempuan dan laki-laki yang karena taat kepada panggilan Bapa dan dorongan Roh, memilih hidup secara khusus demi mengikuti Kristus dan mengabdikan diri kepada-Nya (bdk. 1 Kor. 7:34; Perfectae Caritatis, 1). Seperti rasul, mereka telah meninggalkan segala sesuatu, agar dengan bantuan Roh Kudus mereka melayani Tuhan dan umat beriman.
Dengan cara itu dan melalui banyak kharisma kehidupan rohani dan apostolik yang diberikan kepada mereka oleh Roh Kudus, kaum religius telah membantu untuk membuat misteri dan misi Gereja bersinar, dan dengan berbuat demikian mereka telah memberi sumbangan pada pembaruan masyarakat (lih. Paus Yohanes Paulus II: Redemptoris Donum, 14).
Namun dari sisi lain, sebagaimana hal ini disinggung oleh Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, 2, kaum religius masa kini dibayangi oleh kecenderungan untuk menjadi pribadi aktif dengan melupakan dimensi mistik atau kontemplatifnya. Akibatnya para religius itu tidak lagi mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan yang berbelas kasih, yang membuat mereka mengalami sukacita Injil.